Kamis, 10 November 2011

DUA RIBU RUPIAH

Pernah suatu hari, Aku sedang lapar dan seingatku pada hari itu, di rumah tidak ada makanan yang bisa mengganjal perutku. Kemudian aku minta uang ke Bapak yang sedang tiduran di kamar, ya sekedar 5.000 atau 10.000 untuk beli makan diluar. Tapi, ada daya, Bapak tidak memberiku uang karena Bapak benar-benar sedang tidak ada uang.

“ Ya Allah, cuman 5rb – 10rb aja Pak.. Moso ga ono?” Seruku setengah tidak percaya. Lalu, dijawab dengan yakin dan sedikit menyesal oleh Bapak kalau Beliau memang sama sekali belum ada uang.

Saat itu aku masih SMA, ya cukup lah apabila dikatakan memasuki usia dewasa dan harusnya mengerti dengan keadaan orang tua. Tetapi, justru bukankah SMA itu masa-masa dimana keegoisan dan jiwa-jiwa pemberontak juga masih menggelora-geloranya. Aku berusaha mengerti keadaan Bapakku yang tidak punya Uang, tapi berbanding lurus dengan usaha itu, Aku juga marah dengan Beliau- marah dengan keadaan- marah dengan diriku dan marah-marah dengan entah siapa, pastinya aku jengkel ga karu-karuan. Sempat aku sedikit membentak, karena dipengaruhi rasa jengkel, marah, sebal, BT, semua campur menjadi satu.

Kenapa sih, Bapak ga bisa ngasih aku duit yang aku minta bukan untuk beli yang endak-endak gitu lho… I just want to buy food, your Son is Really Hungry, Dad. Bapakku hanya diam tak berkata-kata. Tetapi, even hingga saat ini, aku bisa mendengar sejuta kata penyesalan dari Beliau. Pasti beliau merasa sedih dan kecewa, kenapa tidak bisa memberiku uang. Tapi, mau bagaimana lagi, Bapak sedang belum ada uang.

Dan aku yakin, bapakku akan lebih terbebani jika aku sampai marah-marah tak terkendali. Maka dari itu, aku hanya menunjukkan rasa jengkelku saja. Selebihnya aku memilih diam dan tidak banyak bicara. Bapak sebagai kepala keluarga, seorang yang harusnya berkewajiban untuk menghidupi keluarganya. Tetapi pada hari itu, tidak bisa memberiku uang sekedar untuk mengganjal perutku yang sedang lapar.

Rasa laparku makin tidak bisa aku kendalikan, lalu, aku kalang kabut mencari uang, saat itu yang ada dipikiranku adalah uang, makan, uang, makan, aku butuh uang untuk membeli makan!! Arrgghhh… Aku endak mau berjalan gontai ke toko depan milik Bu Bambang berharap hutang atas grocery yang ingin aku beli. Aku mau beli dan membayarnya, bukan berhutang!

Aku mengusik sela-sela terdalam tas sekolahku, mungkin ada recehan yang terselip diantaranya. Aku mengais tabungan diatas meja belajar yang baru saja beberapa hari lalu aku jebol karena harus membayar lunas LKS sekolah yang sudah lama belum terbayar. Aku mencari disemua sudut kamar, lemari, meja belajar, rak buku dan apapun itu untuk berharap menemukan ripis-ripis rupiah.

Perjuanganku membuahkan hasil, aku mendapatkan cukup banyak recehan. Dua ribu rupiah, ya, aku ingat jelas hingga saat ini, Dua ribu, rupiah yang bisa membuatku melangkah tegap ke toko Bu Bambang.

Uang itu aku habiskan untuk membeli Tahu Mentah, Kerupuk, Kecap ABC 1 satchet dan 1 buah mentimun. Sesampainya dirumah, Tahu.nya aku potong dadu dan aku iris-iris persegi panjang, lalu aku goreng sampai potongan dadu kecil itu benar-benar kering dan irisan persegi panjang itu setengah matang. Lalu, aku campur nasi dengan kecap, aku kupas timun-potong ujung dan aku cacah vertikal atas kebawah-horizontal kanan kekiri lalu aku iris sampai jadi cacahan2 kecil, tahu beserta kerupuknya aku sajikan sebagai lauk. Nikmat sekali… makanan hari itu nikmat sekali buatku, salah satu moment makan yang masih aku ingat nikmatnya, sekali lagi, JELAS hingga saat ini.

Maka dari itu, beberapa waktu ketika aku memesan makanan kadang aku pesan dalam jumlah cukup banyak (tapi tetap tidak berlebihan), bukan kalap atau rakus, tetapi itu salah satu bentuk rasa syukur ku karena, Alhamdulillahirabbil’alamin, aku bisa- aku mampu dan affordable for me untuk membeli berbagai macam makanan dalam range harga yang wajar.

Tak jarang, sebelum memulai makan aku mengambil jeda doa cukup lama dihadapan makanan didepanku, karena aku mengingat-ingat momen “Dua Ribu” itu sembari memanjatkan jutaan rasa syukur kepada Allah SWT, rasa terima kasih atas nikmat makanan saat itu dan nikmat makanan yang akan aku makan saat ini.

Tidak ada komentar: